Konstruksi
rem cakram pada umumnya terdiri atas cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda,
bahan gesek (disc pad) yang menjepit
& mencengkeram cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk menekan &
mendorong bahan gesek sehingga diperoleh daya pengereman.
Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara kanvas rem dan cakram.
Self energizing effect
yang terjadi pada rem cakram sangat kecil, sehingga diperlukan tekanan
pengereman yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien dan
pad cenderung lebih cepat aus disbanding dengan sepatu rem pada rem tromol. Menurut
mekanisme penggeraknya, rem cakram sepeda motor dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Rem cakram penggerak mekanik. Rem jenis ini bekerja menggunakan kabel. (cth. : pada sepeda motor Honda GL100). Konstruksi sistem rem cakram penggerak mekanis dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Cara kerja rem cakram penggerak mekanik :
1) Kabel rem akan menarik tuas rem ( brake arm) ke atas.
2) Pergerakan/perputaran tuas rem mendorong
“thrust plate guide” ke depan sehingga pad A menempel ke atas
cakram.
3) Badan rumah rem (caliper body) berengsel sehingga dapat perputar bebas dalam arah
mendatar di antara batas-batas yang ditentukan oleh letak titik.
4) Kontak pad A dan pad B dengan cakram. Oleh karena itu, bila pad A
maju menempel ke atas cakram, sebagai reaksinya rumah rem dan pad B akan
tertarik maju sampai pad B menyentuh cakram. Akibatnya cakram yang berputar itu
“dijepit” oleh pad A dan pad B.
5)
Gesekan antara pad A dan pad B pada
cakram akan memberikan tahanan gesek yang melawan perputaran cakram.
Modul
Pemeliharaan sasis sepeda motor, 2013
b. Rem cakram penggerak hidrolik.
Rem
cakram penggerak hidrolik banyak digunakan pada sepeda motor pada umumnya.
Mekanisme penggerak sistem rem tipe hidrolik memanfaatkan tenaga hidrolik
(fluida/cairan) untuk meneruskan tenaga pengereman dari pedal/handel rem ke
sepatu rem/ pad rem.
Mekanisme
penggerak hidrolik berpedoman kepada hukum Pascal : bila suatu fluida/cairan
dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan ke
semua arah dengan sama rata. Gaya penekanan pada pedal/handel rem akan diubah
menjadi tekanan fluida oleh piston master silinder, kemudian diteruskan ke
silinder roda/kaliper rem melalui slang rem untuk menghasilkan gaya pengereman.
Modul
Pemeliharaan sasis sepeda motor, 2013
Rem
penggerak hidrolik mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan penggerak
mekanik, yaitu:
1) Fluida mempunyai sifat tidak dapat
dimampatkan, dan pada sistem rem hidrolik tidak terjadi kerugian gesekan/penurunan
tekanan karena sambungan atau engsel seperti halnya pada mekanisme penggerak
rem mekanik sehingga rem lebih responsif.
2) Gaya pengereman yang diperlukan untuk
mengoperasikan rem relatif ringan.
3) Bebas penyetelan, meskipun celah antara kampas rem dan disc brake akan selalu berubah, namun mekanisme rem cakram
memungkinkan terjadinya penyetelan secara otomatis.
4) Panas akan hilang dengan
cepat dan memiliki sedikit kecendrungan menghilang pada saat disk dibuka.
Sehingga pengaruh rem yang stabil dapat terjamin.
5) Tidak akan ada kekuatan
tersendiri seperti rem sepatu yang utama pada saat dua buah rem cakram
digunakan, tidak akan ada perbedaan gaya pengereman pada kedua sisi kanan dan
kiri dari rem. Sehingga sepeda motor tidak mengalami kesulitan untuk tertarik
kesatu sisi.
6) Jika rem basah, maka air
tersebut akan akan dipercikkan keluar dengan gaya Sentrifugal.
c. Komponen-komponen rem cakram penggerak
hidrolis :
1)
Silinder
master
Modul
Pemeliharaan sasis sepeda motor, 2013
Silinder master
berfungsi mengubah gerak pedal/tuas rem ke dalam tekanan hidrolis.
i)
Pivot
bolt locknut j)
Dust
boot k)
Circlip l)
Piston
assembly m) Pegas n)
Rubber boot o)
Sealing washer p)
Banyo bolt |
a)
Tutup reservoir
b)
Plat diafragma
c)
Diafragma karet
d) Protektor
e)
Klem
f)
Saklar lampu rem
g)
Tuas rem
h)
Lever pivot bolt
d.
Cara Kerja Silinder Master
1)
Ketika rem
tidak digunakan.
Piston
cup dari piston No.1 dan No.2 berada pada inlet port dan compensating port, dan
memberikan ruang antara master cylinder dan tangki reservoir. Piston No.2
didorong ke kanan oleh tenagadari pegas pendorong No.2, tetapi ditahan supaya
tidak terlalu jauh oleh stopper bolt.
Modul Pemeliharaan
sasis sepeda motor, 2013
Ketika pedal rem ditekan. Piston No. 1 bergerak ke kiri dan piston cup menyegel compensating port untuk menutup saluran antara silinder dan tangki reservoir. Saat piston didorong lebih jauh, tekanan hidrolis di dalam master cylinder naik. Tekanan ini ditujukan untuk wheel cylinder belakang. Karena tekanan hidrolis yang sama juga mendorong piston No. 2, piston No. 2 bekerja dengan cara yang sama seperti piston No. 1, dan berfungsi pada wheel cylinder depan.
Modul Pemeliharaan sasis sepeda motor,
2013
Bila pedal rem dilepas. Piston dikembalikan ke posisinya semula oleh tekanan hidrolis dan tenaga pegas pembalik. Namun, karena cairan rem tidak langsung kem bali dari wheel cylinder, tekanan hidrolis di dalam master cylinder untuk sementara turun (terbentuk hampa udara). Sebagai akibatnya, cairan rem di dalam tangki reservoir mengalir ke master cylinder melalui port pintu masuk, melalui banyak lubang yang ada pada ujung piston, dan disekitar garis keliling dari piston cup. Setelah piston kembali ke posisinya semula, cairan rem yang secara bertahap kembali dari wheel cylinder ke master cylinder mengalir ke tangki reservoir melalui compensating port. Compensating port juga menyerap perubahan pada volume cairan rem yang dapat terjadi di dalam silinder akibat perubahan temperatur. Ini menjaga agar tekanan hidrolis tidak naik saat rem tidak digunakan
Gambar 6 pedal rem dilepas.
Modul Pemeliharaan sasis sepeda motor, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar